Rabu, 09 Februari 2011

Pendidikan Kewirausahaan di SMA

Oleh IWAN KARTIWA


GUBERNUR Jawa Barat Ahmad Heryawan, dalam acara peringatan Hari Koperasi menyampaikan gagasan agar pendidikan kewirausahaan ("entrepreneurship") juga diberikan di jenjang pendidikan SMP dan SMA. 

Adanya gagasan tersebut sudah tentu perlu direspons oleh semua komponen pendidikan khususnya di Jawa Barat sebagai sebuah tantangan sekaligus peluang dalam mempersiapkan dan meningkatkan mutu pendidikan menghadapi era globalisasi yang sarat persaingan dan penuh ketidakpastian. 

Kewirausahaan sebagai satu mata pelajaran pada awalnya diberikan pada jenjang pendidikan di sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK) seperti halnya di STM, SMEA, SMF, SPMA, dsb. 

Jenis mata pelajaran ini dalam struktur kurikulum sekolah kejuruan termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran adaptif. Kelompok mata pelajaran adaptif sangat penting diberikan karena menyangkut pemahaman teori, konsep, dan landasan berpikir untuk mengimbangi dan menindaklanjuti kelompok mata pelajaran produktif yang nantinya menjadi spesialisasi (core competence) mereka. 

Penulis setuju dengan imbauan Gubernur Jabar, pendidikan kewirausahaan sangat penting, relevan, dan strategis sifatnya untuk segera diberikan di tingkat SMP dan SMA. Tidak hanya berbicara konteks kepentingan sekarang, tetapi juga masa yang akan datang. 

Dalam hal ini ada beberapa tinjauan terkait perlunya pendidikan kewirausahaan diberikan di tingkat pendidikan yang lebih rendah yaitu SMP maupun pada jenjang sederajat seperti di SMA/MA. Tinjauan-tinjauan tersebut meliputi tinjauan filosofis, yuridis, psikologis, pragmatis, dan kurikulum. 

Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah upaya mengubah perilaku peserta didik agar menjadi lebih baik dalam banyak hal baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Pemberian mapel kewirausahaan adalah upaya sistematis dunia pendidikan untuk meningkatkan kemampuan daya pikir, sikap, dan keterampilan peserta didik supaya sejak awal memiliki jiwa dan semangat entrepreneurship (kewirausahaan) yang andal. Dalam mapel kewirausahaan ada sejumlah konsep tentang kemandirian, pengambilan keputusan, potensi, peluang usaha, dsb. 

Selain itu, pendidikan kewirausahaan memiliki kesempatan untuk mendorong peserta didik secara perlahan, tetapi pasti meninggalkan orientasi dan cita-cita hidup menjadi pekerja baik di instansi swasta maupun pemerintah yang jelas-jelas terbatas jumlahnya. 

Ditinjau dari aspek yuridis, prinsip pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang unggul, cerdas, mandiri, bertanggung jawab, dan demokratis. Output yang dihasilkan adalah manusia paripurna yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan. 

Melalui pendidikan kewirausahaan yang telah sejak dini diberikan baik itu di SMP maupun SMA, upaya untuk meningkatkan mutu keterampilan peserta didik dalam berbagai sektor kehidupan serta kejelian dalam menangkap peluang usaha untuk memperoleh pendapatan dari sektor-sektor informal menjadi semakin terbuka lebar.


Secara psikologis, konsep-konsep kewirausahaan sangat relevan diberikan pada jenjang SMP dan SMA. Pada masa-masa usia SMP dan SMA berada pada masa moratorium (pencarian jati diri). Pada usia inilah sebenarnya paling tepat untuk menanamkan sejumlah cara pandang dan orientasi hidup baru yang berbeda dari sebelumnya. 

Mengandalkan struktur kurikulum yang ada sekarang ini terkait life skill dirasakan masih sangat dangkal dan belum optimal. Pemberian pendidikan kewirausahaan dapat menjadi alternatif solusi yang tentu saja bersifat praktis-pragmatis terhadap kebutuhan yang diperlukan peserta didik. 

Pendidikan kewirausahaan dalam konteks kurikulum KTSP memiliki fungsi yang sangat strategis untuk menggali potensi dan keunggulan lokal dengan memberdayakan segenap kemampuan daerah melalui inovasi dan kreasi yang tinggi dari putra daerah masing-masing sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi dan lapangan kerja yang menjanjikan.*** 

Penulis, Wakasek Kurikulum SMAN Rancakalong-Sumedang. 

Status : Anggota AGP PGRI Jabar 

klik desk anggota agp pgri jabar:
http://sekretariatagppgrijabar.blogspot.com/2011/02/daftar-anggota-agp-pgri-jawa-barat.html

Sumber :  pikiran-rakyat.com, 28 Juli 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar