Minggu, 06 Februari 2011

Guru Mengajar Biasa, Guru Menulis Itu Luar Biasa!

Oleh Drs. DEDI DJUNAEDI


SEANDAINYA semua orang memiliki kecerdasan yang sama dalam menulis, kesabaranlah yang akan membuat engkau berbeda (Mochammad Fauzil Adhim).

Tulisan ini diawali dengan kata penggugah dari seorang penulis berpengalaman dengan karya-karya yang paling banyak dicari, Mochammad Fauzil Adhim, sesuai dengan judul bukunya yang sangat inspiratif bagi para penulis maupun para calon penulis, Inspiring Words Writers (2005). Untaian kata-kata yang tersusun rapi pada setiap halaman buku mungil tersebut diyakini akan dapat menyihir pembacanya sehingga tergugah semangat dan hasrat menulis.

Menulis, tak terkecuali bagi seorang guru adalah pekerjaan yang membutuhkan kesabaran. Tak ada resep yang lebih baik untuk menjadi penulis, tak ada pula orang yang terlahir dengan bakat menulis, kecuali sebuah tekad dan semangat yang kuat untuk memulainya. Kapan? Sekarang, karena tak ada hari besok jika kita tidak memulainya hari ini.

Sebagian kendala yang dialami para guru dalam menulis adalah keengganan memulainya. Oleh karena itu, gagasan sebaik apa pun sering mengalami kebuntuan saat dituangkan dalam tulisan karena sibuk memikirkan bagaimana membuat draf. Padahal, mengawali tulisan adalah gagasan cetusan yang terbaik.

Adapun guru yang beralasan takut gagal, tak ada hasrat dan inspirasi untuk menggoreskan ujung penanya atau segera merangkai kata-kata dengan menekan huruf-huruf pada papan ketik (keyboard ) komputernya. Inilah fenomena kebanyakan guru yang akhirnya mengalami kandas mewujudkan tulisannya. Sementara itu, sebagian guru yang lain pula memanfaatkan kegagalannya sebagai sebuah energi tambahan untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan.

Inspirasi menulis tak kunjung datang pun dijadikan alasan, padahal inspirasi ibarat sinar matahari. Ia tak pernah berhenti menyinari dan mengalir ke benak-benak yang siap menerima. Akan tetapi, adakalanya inspirasi itu terhalang masuk ke jiwa kita sehingga membutuhkan jendela-jendela agar sinar matahari dapat menerpa masuk.

Guru-guru di masa kini maupun masa mendatang akan terus dihadapkan kepada berbagai tuntutan dan tantangan agar lahirnya sebuah kreativitas. Kegiatan menulis bagi seorang guru adalah bagian dari sebuah kreativitas, sebuah ungkapan jujur dan objektif serta ekspresif buah pikiran secara lisan menyangkut pernak-pernik dari profesi yang dijalaninya.

Patut disyukuri bahwa pemerintah telah membuka lahan yang cukup luas bagi tumbuhnya kreativitas menulis guru-guru yang dikaitkan dengan perolehan angka kredit untuk keperluan kenaikan pangkat. Dengan demikian, setiap tetes tinta yang digoreskan guru adalah perubahan bagi sebuah peradaban karena di dalamnya terkandung maksud bahwa buah pikiran yang dilahirkan guru merupakan sebuah inovasi bagi perbaikan proses atau kegiatan pembelajaran secara berkesinambungan.

Banyak media massa yang menyediakan lahan tulisan untuk guru, seperti Forum Guru di "PR", Suara Guru di koran Galamedia, dan rubrik yang sejenis di media lain. Seperti kata penyanyi dan penulis lagu ngetop saat ini, Ahmad Dani, lagu yang disukai khalayak adalah lagu-lagu yang sederhana dan mudah dihafal.

Demikian halnya tulisan yang baik adalah tulisan yang mampu menyederhanakan persoalan yang rumit bukan sebaliknya, memperumit persoalan yang sederhana. Maka, saatnya guru menulis. Jika hanya mengajar, itu biasa. Menulis itu luar biasa. ***

Penulis, guru SMAN 1 Karangpawitan Garut


Status : Wanhat AGP PGRI Jabar

Link Pengurus dan anggota agp di:
http://agppgrijabar.blogspot.com/2011/02/susunan-pengurus-agp-jawa-barat.html 
http://sekretariatagppgrijabar.blogspot.com/2011/02/daftar-anggota-agp-pgri-jawa-barat.html 
 
Sumber : Pikiran Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar